Biaya dibayar dimuka


Biaya dibayar dimuka adalah bagian dari asset perusahaan dalam kelompok aktiva lancar, yang merupakan klaim kepada pihak tertentu yang pelunasannya dalam bentuk selain kas, karena itu tidak dikelompokan kedalam kelompok piutang. Transaksinya debet biaya dibayar dimuka selalu menyebabkan pengurangan terhadap asset perusahaan dalam bentuk kas. Perbedaannya dengan piutang adalah : Kalau piutang diharapkan pembayarannya dalam bentuk kas sedangkan biaya dibayar dimuka diharapkan perusahaan memperoleh selain kas, misalnya barang atau jasa yang diperlukan perusahaan. Biaya dibayar dimuka timbul akibat pembelian barang, jasa atau aktiva lain yang belum diterima atau belum sepenuhnya diterima oleh perusahaan.

Bila kas yang digunakan berasal dari pihak lain yang menyebabkan timbulnya utang, misalnya utang pada bank maka transaksi tersebut seharusnya dicatat dalam dua buah transaksi yaitu transaksi penerimaan kas dan transaksi pengeluaran kas. Pada jurnal umum transaksi tersebut dapat saja dicatat dalam satu transaksi, namun merupakan kekeliruan karena transaksi yang nyata menggunakan uang tetapi tidak dicatat dalam aliran kas perusahaan. Catatan transaksi mirip dengan ini banyak ditemukan dalam catatan akuntasi pt Sinarindo. Akibatnya informasi yang dihasilkan tidak relevan. Sesuatu yang dibayar tapi tidak melibatkan kas atau sesuatu yang dibayar dimuka tetapi ngutang, singkatnya informasi yang dihasilkan tidak mempunyai kwalitas, karena transaksi yang nyata sebagai transaksi yang melibatkan kas, namun tidak terlihat dalam aliran kas perusahaan. Sedangkan suatu syarat dalam akuntansi laporan keuangan harus relevan dan berkualitas. Secara legal transaksi seperti ini tidak ada masalah

20 Tanggapan

  1. […] PIUTANG Potongan Rabat (quantity Discount), Potongan Tunai (Cash Discount) ,Metode penghapusan langsung, Metode cadangan kerugian piutang, Biaya dibayar dimuka […]

  2. Halo Bro, mau tanya neh, kalo biaya di bayar di muka tuh, waktu pembayaran sisanya gimana jelasnya, dan apakah perlu dibuatkan bukti pemotongan atas dp yang dah di bayar? kalo ya buktinya seperti apa? apa berupa memo? kalau ada contoh formnya bro, email ke gw ya. Thx waktunya

    Zb:
    Menurut aturan perpajakan penerimaan uang muka sudah harus dibuatkan Faktur pajak untuk transaksi kena pajak namaun dalam prakteknya tida begitu.
    1. Pada saat dibayar uang muka dicatat pada akun biaya dibayar dimuka. Dalam neraca perusahaan hal ini masih dianggap sebagai aset perusahaan.
    2. Saya barang diterima akan timbul hutang sebesar harga barang (umumnya faktur tidak mencantumkan uang muka yang telah dibayarkan). Kalaupun disebutkan kita cata utang sebesar nilai total faktur.
    3. Pada saat membayar sisanya kewajibab membayar adalah sesuai sisanya, jadi dikeluarkan sebasar sissanya.

    Dari transaksi tersebut akan timbul utang sebesar biaya dibayar dimuka. Untuk itu dibuat memorial Debet untuk mendebet utang melalui biaya dibayar dimuka dimuka.

  3. 1 jan 2009 Perusahaan A memberi order kpada supplier B sebesar 10.000.000. Dan Perusahaan Membayar uang muka 5.000.000
    .
    30 jan 2009 Supplier B memasukkan barang senilai 10.000.000 di perusahaan A

    10 Feb 2009 Perusahaan A melunasi dgan mbayar 5.000.000 kepada supplier B

    Jurnal yang harus dibuat perusahaan A adalah
    1 jan Pembelian dibyr dimuka 5.000.000
    ……….Kas ……………………………………5.000.000
    10 Feb Pembelian …………….5.000.000
    ……….Kas…………………………………….5.000.000
    …….Pembelian………………..5.000.000
    ……….Pembelian dibyar dimuka…………….5.000.000

    Agar lebih praktis , tgl 30 jan tidak dijurnal. Langsung tgl 10 feb 2009. Perlakuan yg demikian diperbolehkan tidak dalam akuntansi? Apabila tidak, bagaimana jurnal seharusnya?trimakasih

    ZB:
    Justru akuntansi menjadi sulit karena adanya pemikiran pemakai agar lebih prakstis. Sehingga catatan akuntansi yang dibuat hanya yang akan dimengerti oleh dirinya sendiri. Dari mana anda tahu tanggal 10 Feb anda harus membayar 5.000.000 dan mencatat pembelian 5.000.000. Disini terlihat bahwa semua pekerjaan anda kerjakan sendiri. Jelasnya tidak ada pembelian pada tanggal 10 Feb dan anda mencatatnya. Ada pembelian pada tgl 30 Jan sebesar 10.000.000, anda tidak mencatatnya. Artinya akuntansi dicatat menurut pemikiran anda sendiri. Kalau jumlah transaksi sekian banyak bagaimana cara memeriksanya?…. karena sebagian informasi hanya ada dalam pemikian anda sendiri.

    Coba anda perhatikan dengan teliti.

    Tanggal 1 Jan perusahaan mengeluarkan kas sebesar 5.000.000 untuk pembayaran dimuka. sehingga akan peroleh jurnal transaksi sbb:
    (kata diperoleh disini karena saya asumsikan menggunakan ZULISoft dimana yang menyusun jurnal adalah komputer)

    Jan-1 Uang muka pembelian 5.000.000
    ……………Kas…………………………..5.000.000

    Anda tidak berfikir adanya PPN?…. Bila transaksi dinyatakan include PPN 10 % maka

    30-1 Pembelian …10/11 * 10.000.000 ..9.090.909,09
    …….PPn…………..1/11 * 10.000.000 …..909.090,91
    …………Utang Dagang………………..10.000.000

    Jika exclude PPN 10 %

    30-1 Pembelian …………..10.000.000
    …….PPn…………………….1.000.000
    …………Utang Dagang………………..11.000.000

    Kita asumsikan tranrsaksi anda adalah include PPn sehhingga dalam buku besar anda akan ditemukan ada uang muka 5.000.000 db dan Utang 10.000.000 Kr. berdasarkan data tersebut maka anda menutup atau melunasi transaksi tersebut

    Feb-10 Utang …………….10.000.000
    ……………Uang muka…………………5.000.000
    …………..Kas ………………………….5.000.000

    Atau tgl 30 anda membuat jurnal penyesuaian untuk menghapus uang muka

    Jan 30 utang …………..5.000.000
    ………….Uang muka………………5.000.000

    Pada saat melunasi utang pada tanggal 10 Feb maka

    Feb 10 Utang…………..5.000.000
    ……………Kas……………………..5.000.000

    Selanjutnya anda dapat teliti mana informasi yang tidak pernah anda catat?… padahal itu penting. Bila anda berasumsi hasilnya kan sama aja. jawabnya Ya. dan akan sama juga dengan tidak dicatat sama sekali. Kalau tidak dicatat, bukan lebih praktis tapi sangat praktis. Jangan terlalu serius lho…, santai aja…

    • Pak, untuk transaksi pembeliannya, memang tidak dikenai PPN. Berarti utk transaksi 30 jan 2009, tetap harus di jurnal kan Pak?
      trim’s pak atas infonya.
      Sebagi informasi, saya membuat lap keu, menggunakan excel biasa. Setiap ada transaksi, saya input ke jurnal umum. Pada akhir bulan saya buat buku besar dengan mennggunakan sub total(excel). Untuk laporan rugi laba, dibuat tiap tahun. Mungkin bapak ada saran, mengenai pembuatan lap keu dgan excel?

      ZB:
      Selagi Kebutuhan informasi atasan anda terpenuhi boleh boleh saja. Namun perlu disadari bahwa persaingan bisnis sekarang butuh informasi segera yang hanya akan terpenuhi oleh alat bantu aplikasi komputer. Ringkasnya dengan aplikasi komputer tidak ada yang namanya informasi yang dibutuhkan sekarang baru dapat dipenuhi besok, karena sebagaian besar pekerjaan akuntansi dikerjakan oleh komputer. Kalau dengan excel komputer hanya sebagai pengganti mesin tik dan media penyimpanan saja. Permasalahan inilah yang biasanya dikeluhkan oleh pimpinan perusahaan.

  4. pak mau tanya misalnya ada pelunasan hutang A lebih awal daripada jadwal pembayarannya (jangka waktu masih 2 tahun lagi misalnya) dan jumlah total hutangnya itu banyak sekali, lalu setelah penutupan hutang itu kemudian pinjam lagi ke A dg nominal yg besar. yg saya mau tanyakan gimana cara jurnalnya dan pembebanan mengenai bunga pinjaman bagaimana, mohon petunjuknya. terima kasih

    ZB:
    Ada suatu yang aneh dari pertanyaan anda, melunasi hutang yang belum jatuh tempo dan merencanakan membuat utang lagi pada pihak yang sama. maksud anda mungkin untuk menambah nominalnya namun menurut saya ini tidak ada konsekwensi logisnya. Kemungkinannya hanya bila anda mengajukan hutang baru sebelum anda melunasi yang lama, ditolak oleh pihak kreditor. Tapi saya pikir kreditor itu tidak sebodoh itu. Pihak kreditor akan menilai likuidasi perusahaan anda, kalau menurutnya layak maka akan disusunlah suatu strategi cara pembayaran yang akan anda sepakati bersama kreditor. Bisa juga dengan melakukan penjadwalan kembali utang yang lama dengan menggabung utang lama dengan utang baru tapi tidak dengan cara harus melunasi dulu hutang yang lama. Jumlah pembayaran yang harus anda lakukan jelas berubah karena ada tambahan hutang.
    Akan lebih keliru lagi bila anda diharuskan membayar beban bunga sampai akhir periode baru anda diberi kredit yang baru. Artinya anda mengalami kerugian.
    Mohon ma’af saya belum dapat menjawab lebih banyak tentang permasalahan ini karena kreditur punya hak untuk menentukan strategi apapun untuk kepentingannya.

  5. Mohon maaf klo agak membingungkan pak, jadi gini kita masiih punya hutang ke bank X beberapa kali misal X1,X2, X3 dst… yg belum dilunasi semua, lalu kita bermaksud untuk menutup hutang X1, X2, X3 (yg nominalnya masing2 sekitar 50 an juta misalnya) tersebut dg kita mengajukan hutang ke bank X dengan jumlah nominal yg lebih besar daripada hutang sebelumnya. jadi untuk bulan2 berikutnya hutang di bank X tinggal 1 aja dalam nominal 900 juta misalnya.nah yg saya tanyakan gimana perlakuan pembukuannya pak, saya bingung sekali

    NB : (kreditur sebenernya masih ada hubungan erat dengan perusahaan saya, jd klo untuk pinjam dipermudah)

    ZB:
    Kalau memang keputusan pimpinan untuk melunasi hutang yang lama untuk membuka hutang yang baru. Maka kedua transaksi itu adalah dua transaksi yang terpisah. Satu transaksi pengeluaran kas dan yang satu lagi penerimaan kas. Namun anda perlu lihat bentuk transaksi realnya bagaimana. Misalnya pelunasan hutang yang lama langsung diambilkan dari hutang yang baru sehingga realnya hanya berupa transaksi penerimaan kas sejumlah hutang yang baru-hutang lama. Perlakuan dalam akuntansi sesuai dengan dokumennya seperti apa.

  6. Bapak yang saya hormati, jika sebuah perush melakukan pembelian dengan model tunai di awal, namun dengan harga sesuai harga pada tanggal penerimaan, misal sesuai po awal harga brg tsb adalah rp 5000 per pcs, dan itu tercantum dalam dokumen do yang di kirim, sesuai harga awal. kemudian pada saat akan di terima ( misal H+3 dari proses pembayaran Uang Muka ) barang tersebut mengalami lonjakan harga sehingga menjadi rp 6000 dan harus di bayar sebelum barang itu diterima ( ada selisih 1000 per pcs ) misal pembelian sebanyak 4000 pcs brarti :
    hari H U.M. Pembelian brg 4000 ……….. Rp. 20.000.000,00
    ………………… kas……………………………………………Rp. 20.000.000,00
    lalu untuk hari H+3 gimana jurnalnya pak dan juga pas hari penerimaan ( misal H+4 )gimana juga jurnalnya

    ZB:
    Saya juga sering mengalami fluktuasi harga karena komoditi yang kami perdagangkan sangat erat kaitannya dengan nilai tukar Rp terhadap US dolar namun kami hanya mengenal harga sesuai PO. Kalau memang supplier tidak sanggup memenuhi order tersebut maka suplier akan meminta pembuatan PO yang baru, itupun dengan sistem pembayaran kredit. Cara seperti yang anda lakukan sangat berbahaya bagi perusahaan dan memberikan peluang besar pada bagian pembelian perusahaan anda dan marketting supplier anda untuk bertransaksi tidak sehat. Katakanlah sangat riskan untuk berbuat curang.
    Mohon ma’af saya tidak punya metode jurnal seperti yang anda butuhkan, apalagi proses pembuatan jurnal trasaksi di perusahaan kami dilakukan secara automatis oleh komputer. Semua bagian yang terkait akan konsen dengan harga PO.
    Cara pembayaran yang dilakukan perusahaan anda juga tidak termasuk pembayaran dimuka, tepatnya adalah cash on delivery.

  7. Pak saya mau tanya nih tentang mutasi peralatan. misalnya begini perusahaan kami punya beberapa cabang katakanlah cabang A dan B, nah suatu saat salah satu peralatan di cabang A yg senilai 5 juta mau dipindahkan di cabang B nah itu bagaimana jurnalnya pak? trus masalah akumulasi penyusutannya seperti apa mohon saya dijelaskan pak. terima kasih sebelumnya

    ZB:
    Hal ini sangat tergantung pada kebijakan akuntansi yang berlaku pada perusahaan anda.

  8. Gmn si caranya biar gampang ngerti akuntansi??
    aku kan jurusan akuntansi tapi sama sekali tentang akuntansi aku tuh ga ngerti…
    gmn ya cara”a????

    ZB:
    Kata tipi, mau pintar maka belajar…. he..he

  9. Pak saya mau tnya, diperusahaan saya mencatat Pembayaran Dimuka(11310), dan Pembayaran Pajak dimuka (11350), Dua Acc trsebut merupakan Aktiva Lancar lain-lain,
    yang menjadi pertanyaan saya
    1. Apa perbedaan antara Pembayaran Dimuka(11310) dg Pembayaran Pajak Dimuka (11350)??
    2. Untuk pencatatan kegiatan transaksi yang seperti apa 2 acc tesebut (maaf kalau bisa beri contoh)
    tolong dijawab pak, thx before

    ZB:
    Hal ini adalah masalah pengelompokan (klasifikasi) disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Intinta uang muka (pembayaran dimuka) adalah pembayaran yang dilakukan untuk jenis transaksi yang belum selesau atau belum jatuh tempo. Misal anda membayar pembelian rumah namun rumahnya tsb belum selesai. Anda bayar pembelian suatu barang namun barangnya belum diterima. Anda bayar jasa pembangunan suatu bangunan namun bangun tersebut baru akan dikerjakan atau baru sebagian dikerjakan. Anda bayar pajak namun taggal jatuh tempo pajak tersebut adalah di ahir tahun dst.

    Semua pembayaran tersebut digolongkan pembayaran dimuka (masih di klaim sebagai aset) karena imbalannya belum diperoleh. Dari contoh tersebut juga dapat di klasifikasi beberapa jenis uang muka:

    Rumah … Uang muka Investasi
    barang… Uang muka pembelian
    Jasa… Uang muaka biaya
    Pajak … Uang muka pajak
    dll.

    Masing2 masih dapat di kelompokan lagi menjadi bagian yang lebih terinci, namun pengelompokan tersebut tergantung kebutuhan perusahaan yang biasanya dipicu oleh jumlah transaksi.

  10. […] Biaya dibayar dimuka […]

  11. Pak ZB yg sy hormati,

    Sy ada permasalahan yg tidak umum dlm pencatatan akuntansi. Kasusnya seperti ini:
    Bos sy beli barang pada seorang Pemasok/Supplier. Masalahnya adalah barang diterima secara bertahap.

    Tgl 01:
    Bos mendatangi Supplier di kota setempat dan mau beli barang senilai Rp 100jt. Bos bayar Rp 50jt, sisa Rp 50jt akan dilunasi tgl 05 (minggu depan). Faktur Pembelian (Purchase Invoice) lgsg dibuatkan oleh Supplier dan diterima oleh bos sy. Berhubung gudang bos penuh, maka pengiriman barang diminta secara bertahap oleh bos. Tapi barang senilai Rp 15jt bisa diantar hari itu juga.

    Tgl 04: barang senilai Rp 30jt masuk gudang.

    Tgl 05: bos lunasi sisa faktur Rp 50jt.

    Tgl 14, barang senilai Rp 40jt masuk gudang.

    Tgl 31 nanti, sisa barang senilai Rp 15jt masuk gudang.

    Sy benar2 bingung bagaimana mau catat akuntansinya???
    Sy sudah otak-atik pencatatan yg akan dilakukan, tapi hasilnya semakin bingung… Mohon bantuan, pak ZB dan rekan2 di sini… Trims.

    ZB:
    Dalam bisnis hal seperti itu bukan hal yang tidak lazim. Apalagi yang melakukan transaksi adalah Bos tentunya beliau punya otorita untuk itu. Bila anda yang melakukan seperti itu tanpa sepengetahuan bos anda, barulah anda dianggap melanggar prosedur.

    Tgl 01. hanya terjadi transaksi pembayaran uang muka sebesar

    01. Mencatat Pengeluaran Kas
    Uang muka…..50jt
    … Kas…………..50jt

    04. Mencatat penerimaan
    Persediaan…30jt
    …Hutang dagang…..30Jt atau langsung Uang muka 30Jt tanpa perlu penyesuaian

    Anda dapat langsung membuat penyesuaian (disarankan), boleh juga tidak karena dapat anda lakukan setelah semuanya terealisasi

    Hutang dagang..30jt
    …Uang Muka……..30Jt

    05 Mencatat Pengeluaran kas
    Bayar kekurangan, namun konsepnya tetap biaya dibayar dimuka karena barangnya belum diterima

    Uang Muka…. 50Jt
    ….Kas………….50Jt

    14. Mencatat penerimaan
    Persediaan…..40Jt
    ….Hutang Dagang………40Jt ata langsung Uang Muka.. 40jt tanpa perlu penyesuaian

    Penyesuaian
    Hutang Dagang… 40Jt
    ….Uang Muka……….40Jt

    31. Mencatat penerimaan
    Persediaan…..15Jt
    ….Hutang Dagang………15Jt ata langsung Uang Muka.. 15jt tanpa perlu penyesuaian

    Penyesuaian
    Hutang Dagang… 15Jt
    ….Uang Muka……….15Jt

    Note:
    Untuk pengguna ZULISoft mencatat penerimaan barang dagang selalu menghasilkan jurnal menggunakan akun hutang dagang dan memerlukan memorial Debit untuk penyesuaiannya.

    • Pak ZB yg sy hormati,

      Sy ada coba bikin seperti ini, tetapi ragu2 apakah benar atau salah.
      Apa boleh dibuat akun “Persediaan blm Diterima” (Aktiva Lancar) ???

      Tgl 01
      (D) Persediaan Rp 15jt
      (D) Persediaan blm Diterima Rp 85jt
      (K) Kas Rp 50jt
      (K) Hutang Rp 50jt

      Tgl 04
      (D) Persediaan Rp 30jt
      (K) Persediaan blm Diterima Rp 30jt

      Tgl 05
      (D) Hutang Rp 50jt
      (K) Kas Rp 50jt

      Tgl 14
      (D) Persediaan Rp 40jt
      (K) Persediaan blm Diterima Rp 40jt

      Tgl 31
      (D) Persediaan Rp 15jt
      (K) Persediaan blm Diterima Rp 15jt

      ZB:

      Untuk Jurnalnya tgl 01, benar2 keliru…. karena kas kedit hutang juga kredit. Ini adalah transaksi yang tidak pernah terjadi.

      Untuk nama akun yang sudah lazim untuk pembelian yang barangnya belum diterima adalah menggunakan akun biaya dibayar dimuka dalam hal ini lebih spesifiknya adalah uang muka.

      • Terima kasih atas reply dari Bpk.
        Tapi sy heran pada kekeliruan di jurnal tgl 01 di mana Kas kredit dan Hutang juga kredit adalah transaksi yg tidak pernah terjadi.
        Bukankah dlm kehidupan sehari2 sering terjadi, Pak?
        Misalnya kita beli sepeda motor. Kita bayar Kas 2jt sebagai uang muka, sisa 8jt adalah hutang.
        Bukankah kita catat sbb:

        (D) Sepeda Motor………………..10jt
        (K) Kas………………..2jt
        (K) Hutang………………..8jt

        Selanjutnya kita tinggal cicil per bulan sebesar 1jt:

        (D) Hutang………………..1jt
        (K) Kas………………..1jt

        Apakah pencatatan model gini salah, Pak? Waduh, kalau begitu sy sudah bikin kesalahan kayak gini sejak lama, berabe nih pencatatan akuntansi sy.

        ZB:
        Pada Contoh ini Hutang itu timbul karena anda telah menerima sepeda motor senilai 10jt dan bari dibayar 2jt. (telah terjadi transaksi 10jt.

        Sedangkan pada contoh yang lalu transaksi yang telah terjadi baru 15jt dan anda telah mengeluar kas 50 Jt. Bearti uang anda masih melebihi transaksi. Realnya anda masih punya kelebihan 35 jt yang dapat disimpan pada akun biaya dimuka.

        (d) Persediaam …………15jt
        (d) Biaya dibaya dimuka..50jt
        (k) Kas……………………50jt
        (d) hutang…………………15jt

        atau
        (d) Persediaam …………15jt
        (d) Biaya dibaya dimuka..35jt
        (k) Kas……………………50jt

        Bila dengan cara anda senbelumnya dapat dibenarkan maka akan dapat dibenarkan catatan akuntansi sebagai berukut….

        Saya telp delaer Toyota : tolong kirimkan saya sebuah mobil bla..bla
        Dealar Ok Pak! bapak kami catat dalam antrian kami mungkin dapat kami penuhi 6 bulan lagi…

        Lalu saya buat catat Jurnal transaksi

        (d) Mobil belum diterima xx jt
        (d) Tanda bukti pesan….500rb
        (k) Hutang pembelian mobil……xx Jt
        (k) Kas…………………….500rb

        dan akan benar pula bila yang saya pesan 5 pesawat shukoi dari Rusia

        (d) Pesawat belum diterima xx
        (k) Hutang pembelian 5 pesawat dari Rusia xx

        Dan yang extrim lagi saya ingin bangun pabrik senilai 10M lalu intruksikan staf saya untuk mencarinya. dengan diberi biaya survei ke lapangan senilai 2jt

        Lalu saya catat Jurnal
        (d) Biaya pabrik yang belum dibangun 10M
        (d) Biaya survei ………………..2jt
        (k) Kas……………………………… 2jt
        (k) Hutang ………………………………. 10M

        Maksutnya yang dicoret adalah sama dengan yang kamu catat pada contoh yang lalu…

        Setelah itu lihat pada Laporan Neraca.(Balance). Apakah Laporan neraca menunjukan posisi keuangan?…. Jika ya bearti anda tidak keliru….

  12. TERIMA KASIH, PAK ZB!!! SY NGERTI SEKARANG!!! TOP MARKOTOP!!!

  13. Salam pak ZB,

    Saya ada contoh kasus:
    Perusahaan A membeli mesin dengan cara DP dulu. Pada tgl 1 Maret Perush. A mendapat Faktur Pajak atas DP, tapi pada tgl 15 Maret Perush. A baru mengeluarkan kas utk DP tersebut. Jurnalnya bagaimana ya, Pak?

    Terima kasih…

  14. kk/cc.. yang bisa tlg jawab yah
    begini, dalam jurnal penyesuaian, akun beban di bayar di muka kan di catat dalam 2 pendekatan, pendekatan harta dan beban
    yg ingin saya tanyakan, bagaimana kita menentukan pendekatan apa yang di pakai? apakah harta atau beban?
    karna di dalam soal tidak mungkin tertulis “perusahaan ini menggunakan pendekatan harta”
    mohon di jawab
    maaf kalo pertanyaan saya mendasar (:

    ZB:
    ruang saya adalah ruang praktis, bukan teoritis. Secara praktisnya bila akun biaya dimuka ditempatkan di sisi Harta laporan neraca maka dikatakan pendekatan harta. dan jika biaya dimukan telah dicatat sebagai biaya tau telah di debet ke biaya maka dikatakan pendekatan biaya.

  15. perusahaan saya mendaptkaan order dari pelanggan yaitu TV 42″ pada Desember 2012, pada bulan itu juga dibuatkan faktur pajak keluarannya meskipun Tv tersebut belum ada barangnya (karena persediaan sdg kosong), TV tersebut baru dibelikan di tempt supplier pada januari 2013 dan langsung diserahkan ke pelanggan. bagaimana jurnal yang perlu saya buat pada desember 2012 dan januari 2013???

    salam ^

  16. slam pak ZB…
    bisa bantuin saya nggak bikin contoh soal/study kasus tentang Pencatatan Pembelian brg dlm negeri utk diperniagakan
    1.Pada saat pencatatan biaya dibayar dimuka (UM. Pembelian)
    jurnalnya: (D)Biaya dibayar dimuka
    (K) Kas
    2.Pada saat pencatatan persediaan
    jurnalnya:(D)Persediaan
    (K) Biaya dibayar dimuka
    (k) utang
    3. pada saat pembayaran utang usaha
    jurnalnya: (D) utang usaha
    (D)PPN Masukan
    (K) kas
    pencatatan pembelian brg dlm negeri utk operasional
    1. Pada saat pencatatan biaya dibayar dimuka (UM. Pembelian)
    jurnalnya: (D)Biaya dibayar dimuka
    (K) Kas
    2.Pada saat pencatatan persediaan
    jurnalnya:(D)Persediaan
    (K) Biaya dibayar dimuka
    (k) utang
    3. pada saat pembayaran utang usaha
    jurnalnya: (D) utang usaha
    (D)PPN Masukan
    (K) kas
    tolongin ya soalnya saya kurang mengerti…

  17. pak, kalau perusahaan membeli sebuah gedung baru, tetapi uang muka di cicil selama 12 bulan, dan di tahun berikutnya perusahaan baru mendapat kwitansi dan faktur pajaknya, bagaimana menjurnalnya? dan transaksi tsb apakah di katakan sebayai biaya di bayar dimuka? Contoh:
    Uang muka gedung Jan-Des’13 Rp. 66.000.000 (inclued PPn)
    jan’14 (Kwitansi & Fk. Pajak) Rp. 66.000.000 baru di berikan kepada kami, jadi kami baru bisa kreditkan ppn-nya di tahun 2014.
    nah untuk pembukuannya cicilannya tsb di tahun 2013 bagaimana?
    Trim’s

Tinggalkan Balasan ke AKUNTANSI ITU MUDAH !….. « Hidup Adalah Anugrah yang Paling Indah Batalkan balasan